CENDANA REGENCY SAWANGAN

Cendana Regency Sawangan , Perumahan Cendana Regency Sawangan

Jumat, 19 Februari 2016

Menata Masa Depan Sawangan - Bojongsari Sebagai Kawasan Bisnis Baru Kota Depok

MENATA MASA DEPAN SAWANGAN – BOJONGSARI SEBAGAI KAWASAN BISNIS BARU KOTA DEPOK

KORIDOR DEPOK – SAWANGAN – BOJONGSARI BAKAL JADI PUSAT BISNIS KEDUA KOTA DEPOK.

Pembangunan kota ini disinyalir hanya menuruti nafsu pemerintah daerah, dengan menggenjot pertumbuhan melalui pembangunan property (apartemen dan mall). Di mana pada tahun 2010 saja ada tiga ratus perumahan yang mendapat izin pembangunan, lalu tiga tahun kemudian Kota Depok sudah memiliki lebih dari 400.000 bangunan rumah.
Pada tahun 2015, sekurangnya ada tujuh bangunan apartemen dan lebih dari enam pusat perbelanjaan yang dilewati oleh Jalan Margonda sebagai jalur utama Kota Depok. Berbagai izin usaha begitu mudah dikeluarkan oleh pemerintah kota ini, namun tidak memiktrkan standar-standar operasional yang handal untuk mengantisipasi berbagai dampak pertumbuhan tersebut, mulai dari persoatan kemacetan yang tak kunjung usai.
Untuk mengantisipasi dan menyelesaikan masalah ini, pemerintah kota depok terus berupaya untuk membangun infrastruktur. Hal ini kembali ditegaskan Walikota Depok H. Nur Mahmudi Ismail bahwa dalam 15 tahun terakhir Pembangunan di Kota Depok terus meningkat.
"Pembangunan di Kota Depok amat pesat. Akses dan kebutuhan informast masyarakat semakin mudah diperoleh. Sektor unggulan, hotel, jasa, pertumbuhan properti dan industri yang begitu pesat. Begitu juga sektor industri kreatif, dan cyber city," tutur Nur Mahmudi.
Nur Mahmudi juga menjelaskan Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Daerah (APBD) saat ini digunakan untuk menambah beberapa fasilitas, demi mewujudkan Kota Depok yang maju.
Pembangunan infrastruktur jalan raya termasuk jalan tol, merupakan unsur yang sangat penting bagi proses perkembangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun pembangunan ekonomi secara nasional. Tidak mengherankan jika setiap periode pemerintahan, sektor infrastruktur merupakan target pencapaian pembangunan yang sangat penting.

MEMBACA PELUANG MAGNET PERTUMBUHAN BARU KOTA DEPOK

Text Box: “Nurmahmudi Ismail, telah menyiapkan 6 kawasan yang dirancang sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru. Enam kawasan tersebut adalah Cinere, Bojongsari, Cimanggis, Cibubur, Tapos, dan Citayam”jika memperhatikan pertumbuhan kota. mungkin sudah menjadi tradisi dari pakar-pakar sejak ratusan tahun yang talu Ulasan mengenai isu perkotaan di Indonesia juga sudah banyak dilakukan oleh ahli-ahli dari dalam maupun luar negeri. Di tengah diskusi tersebut barangkali kemunculan kota yang menjadi penyangga dan gejolak ekonomi Jakarta merupakan yang paling unik.
Salah satunya Kota Depok yang muncul sebagai imbas dan gejolak ekonomi nasional yang terpusat di Jakarta. Kota ini tumbuh tanpa rekaya; rekayasa sosial dari negara, melainkan lebih kepada dorongan dari permintaan Ibu Kota yang begitu memuncak. Bisnis perumahan dan apartemen begitu pesat berkembang sebagai sebuah mekanisme pasar yang alamiah. Jaringan Jakarta dengan Kota Depok sebagai penyangga ini membentuk hubungan yang saling membutuhkan, bahkan cenderung posesif.
Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah kota Depok, agar masing-masing daerah lebih memiliki keterkaitan. Depok Sawangan hingga Bojongsari, kini menjadi wilayah yang banyak diincar pengembang. Tercatat nama-nama seperti Sinarmas Land. Megapolitan Development, Adhi Persada Realty, Relife Pioperty. dan Gapura Prima Group. Mereka mengembangkan perumahan dengan varian beragam dan konsep berbeda.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, mengatakan tantangan pembangunan dan pemerintahan di Kota Depok pada masa yang akan datang semakin berat. Di antaranya: Perkembangan penduduk. Atas Terbangunnya jalan tol) Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Depok-Antasari (Desari), Kemajuan Teknologi Informasi (TI) yang sedemikian pesat. Lebih lanjut ia mengatakan berkat kerjasama semua pihak dan komunitas, Kota Depok telah berkembang cukup pesat dalam berbagai bidang yang terlihat dari meningkatnya pendapatan masyarakat.
Selama ini, publik mengenal pusat bisnis dan ekonomi Kota Depok hanya terkonsentrasi di koridor Margonda Betapa tidak. Di sini telah banyak berdiri fasilitas-fasilitas komersial yang menjadi magnet kuat dan tempat berkumpulnya masyarakat dari seluruh penjuru Kota Depok untuk melakukan transaksi ekonomi.
Oleh karena itu. Pemerintah Kota Depok telah menyiapkan rencana strategts agar magnet pertumbuhan tersebar merata ke seluruh wilayah Kota. Menanggapi hal ini, Nurmahmudi Ismail, telah menyiapkan 6 kawasan yang dirancang sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru. Enam kawasan tersebut adalah Cinere. Bojongsari, Cimanggis, Cibubur, Tapos, dan Citayam.
Dengan dibukanya keenam pusat pertumbuhan ekonomi baru tersebut Nurmahmudi berharap, pembangunan tersebar merata, Pendapatan Asli Daerah Kota Depok meningkat, dan pada gilirannya masyarakat menikmati pembangunan dalam level hidup yang sejahtera.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sendiri telah menargetkan pada akhir 2016 akan menjadi salah satu kota yang maju dalam memberikan pelayanan publik dan penyediaan infrastruktur Terutama pada kawasan-kawasan yang memiliki prospek sebagai kawasan pusat bisnis baru. Seperti pada koridor Depok sawangan – Bojongsari.

MENATA MASA DEPAN SAWANGAN - BOJONGSARI SEBAGAI KAWASAN BISNIS BARU KOTA DEPOK.


Pembangunan di Depok saat ini semakin pesat. Bak seorang remaja, Kota Depok kini memasuki masa puber yang dalam pada itu segudang permasalahan menghadang. Seiring dengan itu diperlukan langkah-langkah progresif pembangunan.
Tata ruang dan tata kota masih menjadi hal krusial Pertumbuhan penduduk yang relatif pesat yakni mencapai 1.962.160 jiwa pada 2013. dipastikan memicu tingginya kebutuhan akan bangunan. Karenanya pemerintah harus tetap memastikan ketersediaan ruang terbuka hijau dan konservasi air yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan misi mewujudkan lingkungan yang nyaman Kota Depok sebagai sebuah kota yang layak.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail saat memaparkan rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok menjelaskan bahwa secara administratif Kota Depok memiliki luasan 20.029 hektar Jika dianalogikan kira-kira 1/3 dan luas DKI Jakarta Selain itu laju perkembangan penduduk Kota Depok sangat cepat. Pada saat ditetapkan sebagai sebuah kota pada tahun 1999, jumlah penduduk Depok saat itu berjumlah sekitar 900.000 jiwa. "perkembangan jumlah penduduk ini diperkirakan mencapai 581 jiwa per hari," imbuhnya
Saat ini pusat pertumbuhan Depok terkonsentrasi di wilayah Margonda dan Cinere. Perkembangan ini harus segera dikendalikan dengan membangun pusat perkembangan baru atau counter magnet di wilayah barat dan setatan. Dan wilayah ini harus memiliki infrastruktur yang baik. Namun, untuk lahan yang tersedia untuk jalan baru sekitar 4% padahal kebutuhan saat ini mencapai 8%.
Nur Mahmudi Ismail mengatakan "Saat ini sentra usaha di Depok lebih cenderung ke arah perdagangan Dengan hadirnya sentra perkantoran akan menjadikan dunia usaha di Depok menjadi bervartasi Selama ini ruko yang ada hanya bergerak di bidang perdagangan.
Pengamat tata kota Emil Dardak mengatakan bahwa Depok harus menjadi Kota Mandiri bukan menjadi kota penyangga oleh sebab itu Depok harus dapat bersaing dengan kota-kota disekitarnya serta memberikan pelayanan pembangunan yang merata.
Emil menambahkan bahwa perlu adanya sentra ekonomi di wilayah lainnya. agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh bekerja di Jakarta hanya untuk menjadi OB.
“Di Depok butuh yang namanya sentra bisnis Untuk itu Depok harus dapat bersinergi dengan daerah-daerah di sekitarnya perbaikan roda trasportasi.'
Hal senada juga diungkapkan, Staf Pengajar Tata Ruang Departemen Geografi, F-MIPA, Universitas Indonesia. Tarsoen Wiryono, menyarankan Pemerintah Kota Depok agar secepatnya membuat grand design untuk kawasan-kawasan perkembangan baru yang berpotensi meningkatkan daya ekonomi sehingga tercipta sentra-sentra atau basis ekonomi baru. Dengan begitu, pusat aktivitas bisnis sebagai sentra kemacetan yang selama ini teraglomerasi di Jalan Raya Margonda dapat tersebar merata.
Menurut Tarsoen, kawasan perkembangan baru tersebut berorientasi ke arah Selatan. terutama Sawangan - Bojongsari. Kawasan ini terkoneksi dengan Parung dan Leuwiliang (Bogor) serta Serpong (Tangerang Selatan) dengan keunggulan masing-masing yang bisa dijalin secara sinergis. Aksesibilitasnya pun mudah dan memadai. Ketiganya terkoneksi dengan jalan utama dan lingkungan dengan kualitas baik.
Sawangan berpotensi menjadi kawasan terbuka, yang menghubungkan Depok kota dengan ketiga kawasan tersebut. Betapa prospek ke depannya akan sangat cerah sekaligus dapat mengurangi beban kota yang terpusat di Jalan Raya Margonda. Lahan kosong nonproduktif masih tersedia luas dan bisa dimanfaatkan sebagai permukiman sekaligus komersial," tandasnya.
Jika Depok mampu memanfaatkan peluang tersebut, maka Sawangan akan tampil sebagai kekuatan ekonomi baru: Harga lahannya masih relatif lebih murah yakni sekitar Rp 750.000 hingga Rp 2.5 juta per meter persegi.
Pemerintah Daerah Kota Depok telah mengalokasikan tidak kurang dari 25 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Depok untuk membangun infrastruktur Terutama dalam upaya peningkatan kapasitas dan perbaikan kondisi jalan-jalan. Jalur Depok-Sawangan-bojongsari, ke depan akan bertambah ramai seiring dengan rencana perpindahan terminal Depok ke wilayah Parung.

Prospek kawasan Sawangan akan semakin baik dengan adanya proyek tol yang sedang disiapkan pemerintah yakni tol Depok-Antasan (Desari) Rencana pembangunan jalan tol tersebut membuat Kota Depok kini makin dilirik investor.
Tiga pusat pertumbuhan baru yang diperkirakan cepat berkembang setelah jalan toi dibangun adalah Cinere dan Jalan Limo Raya, serta Sawangan dan kawasan Rangkapan Jaya Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail berharap warganya mendukung pembangunan infrastruktur kota itu karena kehadiran dua jalan tol tersebut akan mempercepat pertumbuhan kota. Bila itu terwujud, jalur Depok-Sawangan-hingga bojongsari diyakini bakal semakin berkembang.
Begitu pula dengan pembangunan Depok yang terus berkembang pesat Perkembangan pembangunan kota depok yang selama ini terpusat pada kawasan bisnis Margonda. kini mulai bergeser ke kawasan lainnya. Salah satunya Koridor Depok Sawangan-Bojongsan Kawasan ini diprediksi akan menjadi kota kedua yang prospektif sebagai kawasan bisnis setelah Margonda. Hal itu dilihat dari perkembangan intrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Terlebih dengan bermunculannya perumahan menengah atas di jatur Depok-Sawangan-Bojongsari. Dengan adanya Indikasi jaringan ifrastruktur, fasititas social dan umum, serta pertumbuhan ekonomi wilayahnya yang terus meningkat. semakin menambah posisinya yang strategis karena memiliki akses ke Depok dan Ciputat menuju Jakarta, ke Bogor dan ke Serpong. Begitu juga dengan sarana transportasi baik dari dan ke tempat kegiatan. seperti sekolah dan tempat kerja juga mudah ditemui karena dilewati jalur kendaraan umum 24 jam non stop.
Depok-Sawangan-Bojongsari pun otomatis menjadi pilihan investasi yang tak bisa diabaikan. Harus diakui, semakin banyak orang yang melirik kawasan ini baik sebagai tempat tinggal yang representative maupun sebagai investasi. Dengan kondisi seperti itu, Sawangan benar-benar menjadi kawasan yang prospektif. Tidak hanya permukiman namun juga rumah toko (ruko).
Selama ini, masyarakat mengidentikkan investasi properti hanya sebatas membeli rumah atau apartemen. Padahal, ada alternatif lainnya, selain kedua jenis bangunan tersebut, yakni rumah toko (ruko)

Permintaan ruko tinggi terutama untuk mensuplai di kawasan bisnis, perdagangan, dan entertainment. Di kawasan-kawasan seperti ini, ruko-ruko yang terletak di kawasan perumahan puri depok, pusat niaga DTC di perumahan Maharaja, ruko di jalan pramuka raya mampang depok. ruko di jalan Raya Bojong Sari, dan ruko di jalan Raya Muchtar, Sawangan serta sejumah ruko-ruko lain yang telah ada di sepanjang koridor Depok - Sawangan - Bojongsari Seperti Citra Sawangan Square berdiri diatas lahan 1442 M2 Terletak dilokasi strategis Sawangan yang merupakan kawasan yang strategis untuk investasi. Lokasinya berada di jalan Mukhtar Raya, Kelurahan Sawangan. Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Selain itu, lokasinya dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan, pendidikan, rekreasi dan rumah sakit yang merupakan salah satu faktor akan meningkatkan nilai investasi.

0 komentar:

Posting Komentar